MENYOSONG HUT KLASIS DAN HUT GPM KE-89, KLASIS PULAU AMBON BEDAH BUKU SEJARAH KLASIS

ADOLOF FARIMAN GPM Klasis Pulau Ambon 04 September 2024 567 kali MENYOSONG HUT KLASIS DAN HUT GPM KE-89, KLASIS PULAU AMBON BEDAH BUKU SEJARAH KLASIS

KLASIS PULAU AMBON - BEDAH BUKU SEJARAH KLASIS

Hari Selasa, 03 September 2024, bertempat di Lantai 3 Aula Kantor Klasis GPM Pulau Ambon, dilaksanakan Bedah Buku Sejarah Klasis GPM Pulau Ambon. Kegiatan ini adalah salah satu Keputusan Sidang ke-55 Klasis Pulau Ambon dan diinisiasi oleh Bidang Pekabaran Injil dan Pelayanan Kasih Klasis GPM Pulau Ambon menyongsong HUT ke-89 Klasis Pulau Ambon dan HUT ke-89 Gereja Protestan Maluku.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Sinode GPM, Para Mantan Pimpinan Klasis Pulau Ambon (Ketua Klasis: Pdt. Em. J. Manuhuttu, Pdt. Em. H. Siahaya, Pdt. R. Rikumahu; Sekretaris Klasis: Pdt Em. Ny. M. Wattimury), Pimpinan Klasis beserta para Sekretris Bidang dan Staf Kantor Klasis, Tim Penulis Buku Sejarah Klasis dan Ketua-ketua Majelis Jemaat serta Pendeta Jemaat se-Klasis GPM Pulau Ambon.

Kegiatan dimulai jam 10.26 WIT. Setelah dibuka, tepat jam 10.26 WIT, Tim Penulis yang diwakili oleh Pdt. D. Nenkeula (bertindak sebagai moderator), Bapak Samie Lambert Jacobs dan Pdt. J. Saimima berkesempatan untuk menyampaikan kembali secara ringkas isi buku yang ditulis dan mendengarkan saran serta masukan terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku yang ditulis.

Mengawali bedah buku, Ketua Tim Bapak Samie Lambert Jacobs, menegaskan bahwa menulis buku ini tidak mudah sebab penulisan ini berhubungan dan atau didukung oleh data-data sejarah berupa dokumen tertulis maupun pelaku-pelaku sejarah yang sebagian besarnya sudah tidak ada. Namun puji Tuhan tanggal 28 Desember 2023, bertepatan dengan serah terima Ketua Klasis GPM Pulau Ambon, penulisan ini telah dirampungkan. Menurutnya, bicara tentang beda buku ini, bicara tentang teks dan konteks, bicara tentang sejarah-sejarah hidup, dan  banyak diantara mereka yang sudah meninggal tetapi puji Tuhan melalui Fakultas Teologi yang melibatkan mahasiswanya untuk survey dan pengumpulan data, informasi terkait fakta-fakta Sejarah itu berhasil dihimpun. Secara ilmiah dan secara metodologi, sudah dipakai dalam tulisan di buku ini. Kalau ada yang keliru, butuh masukannya dan koreksi itu pun akan sangat bermanfaat dalam rangka editing buku kedua, tuturnya.

Pdt. John Saimima kemudian melanjutkan dengan memaparkan secara rinci struktur isi buku. Hal yang sangat mendapat perhatiannya adalah ketika menjelaskan tanggal 7 September 1935 sebagai waktu berdirinya Klasis GPM Pulau Ambon. Bahwa pada awal buku ini, dicoba digambarkan bagaimana injil masuk ke pulau ambon dan mengalami perkembangan hingga terbentuknya Klasis Pulau Ambon tanggal 7 September 1935. Menurut Pdt. Saimima, tanggal 7 September 1935 adalah merupakan waktu dimana Klasis Pulau Ambon menjadi salah satu utusan dalam sidang pertama Sinode GPM bersama 5 Klasis lainnya.  Masa-masa Klasis Pulau Ambon sebelum tanggal 7 September itu agak sulit untuk diungkapkan kira-kira kapan waktu berdirinya Klasis tetapi penentuan tanggal 7 September itu ditetapkan dengan dasar pikir bahwa terbentuknya Gereja Protestan Maluku tanggal 6 September 1935 maka besoknya dalam Sidang Sinode pertama dan Klasis Pulau Ambon menjadi bagian dari utusan atau delegasi sidang maka secara kelembagaan ditetapkanlah bahwa Klasis Pulau Ambon berdiri pada tanggal 7 September 1935. Pdt. Saimima kemudian menjelaskan lebih lanjut berbagai peristiwa yang terjadi pada masa Kolonial, masa transisi atau masa setelah kemerdekaan, masa pesan tobat hingga masa pemekaran jemaat Klasis menjadi Klasis Pulau Ambon, Klasis Pulau Ambon Utara dan Klasis Pulau Ambon Timur. Dalama masa-masa itu ada masalah, tantangan dan isu-isu kekinian yang tentunya berangkat dari berbagai peristiwa yang terjadi pasca pemekaran yang dibutuhkan informasi terkait dengannya. Maka kiranya itu menjadi masukan untuk penulisan edisi berikutnya.

Setelah secara ringkas Pdt. Saimima mengulas isi buku yang ditulis itu, beberapa pikiran tambahan disampaikan oleh peserta yang hadir termasuk oleh Ketua Sinode GPM.

Pdt. J. Manuhuttu, misalnya, turut menyampaikan beberapa hal terkait sejarah Sekolah Tinggi Teologi sebelum menjadi UKIM, pesan tobat hingga pasca Konflik Kerusuhan Ambon. Bahkan, menurut Pdt. Manuhutu tahun 2001-2006/2008, Klasis GPM Pulau Ambon juga punya andil yang besar bagi gereja ini dalam hal pertumbuhan keuangan pasca keputusan pemberlakukan sistem Keuangan GPM.

Selain Pdt. J. Manuhuttu, beberapa peserta lain juga  menyampaikan apresiasi bagi kerja tim dan beberapa catatan terkait dengan isi buku.

Pada akhirnya Ketua Sinode GPM: Pdt. E. Maspaitela menyampaikan apresiasi terhadap kerja tim penulis sejarah Klasis Pulau Ambon disertai beberapa catatan yang kiranya dapat membantu mengungkapkan fakta-fakta sejarah berdirinya Klasis GPM Pulau Ambon dengan mengusulkan beberapa catatan sejarah yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menelisik sejarah Klasis Pulau Ambon, misalnya beberapa literatur yang dimiliki oleh GPM di kantor Sinode yang berhubungan dengan perkembangan sejarah gereja di GPM, memperhatikan juga sejarah pertumbuhan gereja di Hatiwe, Sersing (Seri-Siwang) dan dokumen sejarah jemaat-jemaat lainnya sehingga tidak terkesan sejarah jemaat-jemaat atau klasis itu sudah ada jauh sebelumnya Gereja Protestan Maluku itu berdiri.

Kegiatan Bedah Buku Sejarah Klasis GPM Pulau Ambon ini ditutup poleh Ketua Klasis GPM Pulau Ambon pada pukul 12.02 WIT. Dalam arahannya, Ketua Klasis GPM Pulau Ambon, Pdt. A. Beresaby menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak sekaligus mengingatkan tentang pentingnya sejarah ini adalah agar semua orang dapat  menyadari betapa pentingnya warisan iman yang harus terus dilanjutkan. Harapannya, tim sejarah terus bekerja. Kita akan mencoba membantu dengan berbagai dokumen untuk menjadi catatan sejarah bagi greja ini di massa yang akan datang dan bagi kemuliaan nama Tuhan, ungkap Pdt. Beresaby.

Kegiatan diakhiri dengan doa oleh Pdt. Ny. Ace Kriekoff/L

 Pada kesempatan yang terpisah, Pdt. J. Peaa (Sekretaris Bidang PIPK Klasis Pulau Ambon) saat di konfirmasi juga menyampaikan beberapa harapannya, antara lain :

1.     Kiranya Buku Sejarah Klasis GPM Pulau Ambon ini menjadi dokumen yang bermakna Hostoris dan Teologis bagi pelayan dan umat di Gereja Protestan Maluku, khusus di Klasis Pulau Ambon.

2.    Kiranya buku ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulisan sejarah di 25 jemaat dalam Wilayah Klasis GPM Pulau Ambon.

3.   Kiranya buku ini menjadi spirit bagi umat dan pelayan untuk meningkatkan kualitas pelayanan ke depan di tengah perubahan zaman yang sangat cepat.